Meski capaiannya dalam penanganan pagebluk mendapat acungan jempol, rupanya Australia agak kurang beruntung. Di selatan sana, negara bagian Victoria masih berjibaku menghadapi gelombang kedua si corona. Ndak ada yang menyangka, secuil kecolongan dalam proses karantina warga yang baru pulang dari mancanegara akan berbuntut dahsyat begini jadinya. Metropolitan Melbourne kembali di-lockdown ketat. Masker wajib dipakai warga Melbourne setiap keluar rumah.
Di New South Wales tempat saya berpijak sekarang, saya teringatkan untuk bersyukur. Not taking things for granted. Saya bisa bebas keluar rumah tanpa kewajiban mengenakan masker. Bisa sobo masjid. Bebas berkunjung dan dikunjungi. Masih leluasa melongok sudut-sudut indah di Sydney dan sekitarnya. Alhamdulillah.
Namun demikian, ini tidak berarti saya boleh tidak waspada. Pemerintah setempat dalam posisi high alert. Pertambahan kasus belasan orang per hari di NSW sepintas memang terlihat rendah, namun kini lain cerita karena mayoritas berasal dari community transmission. Walhasil, sejumlah pembatasan yang sempat dilonggarkan kini diketatkan kembali. NSW ndak mau kecolongan dan menjadi Victoria berikutnya.
Tampaknya hingga waktu yang belum diketahui, saya harus siap dihadapkan pada kebijakan yang akan dinamis seiring perkembangan situasi: ketatkan, longgarkan, ketatkan lagi, longgarkan lagi, dan seterusnya. Tentu menjadi kewajiban saya mematuhi kebijakan dan arahan otoritas setempat, terlebih ketika kebijakan itu diambil secara kredibel sedemikian rupa.
Keseharian kita kini barangkali berbeda. Berbeda dengan sebelumnya. Berbeda satu sama lain. Ada yang #StayHome. Ada yang ngantor atau ngampus lagi. Ada yang harus kembali ke jalanan dan melanjutkan kehidupan. Ada yang termangu di persimpangan; didera kebimbangan menatap hari depan. Ada yang beruntung tinggal di wilayah dengan pandemi yang relatif terkontrol. Ada yang harus menerima kenyataan berdomisili di daerah yang situasinya masih embuh.
Lagi-lagi semua yang saya lihat, dengar, atau alami juga sekaligus menjadi pengingat buat saya. Untuk tetap waspada, tidak terjebak complacency, dan saling menjaga. Untuk bersyukur atas setiap kurnia-Nya sekecil apa pun. Untuk tidak lupa mengasah empati dan kepedulian. Juga untuk mempersiapkan napas panjang.
Semoga badai cepat berlalu. Semoga kita akan segera menjumpai secercah cahaya terang di ujung sana…
—
Gambar: Palm Beach, New South Wales, Australia
Leave a Reply