Posted by: Salim Darmadi | 3 February 2023

Catatan Pejuang PhD: Perjalanan Paruh Kedua (2021-2022)

[Sambungan dari bagian pertama]

Tahun Ketiga (2021): Beres Pengumpulan Data, Paper Pertama, dan Sidang Pertama

Memasuki semester kelima studi PhD saya, aktivitas pengumpulan data dengan dibantu oleh research assistant masih berlanjut. Saya juga melanjutkan diskusi dengan kedua supervisor saya di semester ini. Bisa dimaklumi jika beliau berdua belum dapat memberikan saran berarti karena dataset belum siap, sehingga tentu saja saya belum bisa melakukan analisis data serta melaporkan hasil empiris awal. Pada semester ini, saya juga mencicil menulis bagian depan (front-end) dari paper pertama saya.

Sebagai informasi, disertasi PhD di Business School di berbagai negara (tidak hanya di Australia saja) semakin jarang yang berformat tradisional, yaitu yang dimulai dari bab pertama (pendahuluan) hingga bab terakhir (kesimpulan). Tren yang semakin marak adalah thesis PhD terdiri dari beberapa paper yang dibundel menjadi satu thesis; dengan topik-topik yang biasanya masih berkaitan. Saya juga melakukan hal serupa, di mana saya merencanakan menulis tiga paper untuk thesis PhD saya.

Pertemuan dengan supervisor saya di semester kelima ini sudah dapat dilakukan secara tatap muka, bahkan tanpa masker. Hal ini dikarenakan situasi pandemi di Negeri Kanguru yang sangat terkendali, tentu sebelum varian Delta merebak di pertengahan 2021. Dari mereka saya mendapat beberapa arahan meskipun masih dalam tahap pengumpulan data.

So, when will the data collection be completed?” tanya principal supervisor saya di bulan Mei 2021. Waktu itu proses pengumpulan data masih berjalan. Pertanyaan tersebut beliau sampaikan secara halus, namun mengandung arti bahwa sudah saatnya saya beranjak ke fase berikutnya karena saya sudah berada di pertengahan tahun ketiga!

I think I would be able to send you some preliminary results within few weeks, even though there are some data that are still being hand-collected,” jawab saya. Maka saya pun segera melakukan proses pembersihan (cleaning) dataset saya. Data-data yang sudah selesai dikumpulkan oleh research assistant segera saya bersihkan sebagai bekal untuk memulai analisis awal. Pembersihan data ini sendiri ternyata sangat memakan waktu, pun saya memutuskan untuk melakukannya sendirian. Saya ingin memastikan sendiri kualitas data untuk analisis empiris saya. Di samping itu, saya juga mulai melakukan konstruksi sejumlah variabel yang cukup rumit.

Akhirnya setelah segala proses itu, pada bulan Juli 2021 (yang berarti sudah memasuki semester keenam studi PhD ini) akhirnya saya dapat mengirimkan sejumlah preliminary result kepada pembimbing saya. Beliau cukup happy dan memberikan beberapa arahan. Waktu itu bertepatan dengan mulai merebaknya varian Delta di Australia, dan Sydney pun kembali memasuki masa lockdown selama beberapa bulan lamanya.

Sebagian besar waktu saya lewatkan dengan mengerjakan riset di rumah saja. Memang tidak terlalu nyaman karena sedang musim dingin, sementara saya dihadapkan pada masa-masa krusial analisis data. Terlebih lagi supervisor sudah memberikan arahan bahwa sebaiknya saya melakukan ujian Stage 2 (presentasi hasil awal penelitian) pada akhir tahun 2021. Syukurlah, berbekal support system yang luar biasa di sekeliling saya, plus supervisor yang suportif dan sat-set, alhamdulillah saya dapat menyelesaikan satu demi satu agenda penelitian.

Pada awal Agustus 2021, sudah mulai ada titik terang dari hasil analisis data yang saya lakukan. Supervisor memandang bahwa hasil analisis saya cukup bagus dan promising. Alhamdulillah, ini menjadi progress berarti yang teramat saya syukuri. Lalu di bawah arahan beliau, sepanjang bulan Agustus dan September saya melakukan serangkaian analisis, mengeksplorasi berbagai macam opsi eksperimen analisis data, hingga akhirnya memutuskan analisis mana saja yang hendak dimasukkan ke dalam paper.

Okay, analyses are all done! You can start writing the first paper now,” demikian akhirnya pesan principal supervisor saya di awal Oktober. Fiuuh, saya menarik napas lega. Selanjutnya, saya melakukan penulisan paper pertama secara lengkap. Tentu ini bukan pertama kalinya saya menulis sebuah paper ilmiah, namun kali ini rasanya beda. Paper PhD ini terasa jauh lebih serius, dengan sampel yang jauh lebih besar serta analisis yang jauh lebih komprehensif. Pada awal November, draft dari paper pertama tersebut berhasil saya selesaikan sepenuhnya. Dan saya pun bersiap untuk oral assessment berupa presentasi Stage 2 (presentasi hasil awal penelitian) yang dijadwalkan pada tanggal 8 November 2021.

Dan tibalah hari-H assessment tersebut. Tersebab lockdown yang baru saja berakhir di Sydney, sidang assessment terpaksa dilakukan secara online melalui Zoom, meskipun sehari-hari saya sudah bisa pergi ke kampus lagi. Alhamdulillah, saya mendapatkan serangkaian respons positif dan masukan konstruktif dari audiens. Para panelis yang menjadi penilai dalam assessment tersebut juga menuliskan apresiasi atas paper dan presentasi saya. Alhamdulillah, hadiah penutup tahun yang istimewa buat saya…

Selepas assessment tersebut, saya melakukan serangkaian perbaikan pada paper pertama, berdasarkan arahan supervisor yang antara lain menindaklanjuti sejumlah masukan dari audiens presentasi Stage 2 tersebut. Ada sejumlah analisis lagi yang harus saya lakukan untuk membuat paper pertama ini lebih robust dan menyakinkan.

 

Tahun Keempat (2022): Paper Kedua, Sidang Akhir, dan Garis (Menjelang) Finish

Assessment berupa presentasi Stage 2 di awal November 2021 memang merupakan sebuah milestone istimewa, karena jalan selanjutnya terasa lebih ringan buat saya. Alhamdulillah. Memasuki awal semester ketujuh, saya masih melanjutkan sekian analisis untuk memperbaiki paper pertama. Barulah pada bulan Februari, saya mulai melakukan sejumlah agenda (yang meliputi pembersihan data dan konstruksi variabel) untuk paper kedua. Sebagai informasi, paper kedua masih ada kaitannya dengan paper pertama, sehingga dataset paper pertama dapat saya pakai sebagai modal awal untuk dataset paper kedua.

Dataset untuk paper kedua pun akhirnya ready. Sepanjang bulan Maret sampai dengan Mei, saya melakukan satu demi satu analisis data berdasarkan konsultasi dengan pembimbing saya. Lebih-kurang mirip dengan paper pertama di tahun sebelumnya, saya pun mengeksplorasi berbagai opsi eksperimen analisis data, lalu memutuskan analisis mana saja yang akan dimasukkan dalam paper. Saya pun menyadari, rangkaian agenda analisis data (untuk kemudian sampai pada sebuah kesimpulan empiris yang meyakinkan) ternyata kadang memang perlu waktu yang cukup panjang, terlebih jika semuanya harus dilakukan sendiri. Inilah yang saya rasakan sebagai seorang periset PhD yang dituntut serba “mandiri”. Untuk hand-collection, kita memang boleh dibantu oleh research assistant. Namun ketika sudah masuk tahap analisis dan penulisan, you should be all alone!

Setelah keseluruhan hasil analisis terselesaikan pada pertengahan Juni 2022, saya pun mulai melakukan penulisan paper kedua. Namun kali ini progress-nya terbilang agak lambat, meskipun supervisor saya bilang, “You don’t need to apologise! Just take your time!” Hal ini tersebab istri saya akan pulang back for good duluan ke Tanah Air pada bulan Juli. Sehingga pada bulan Juni-Juli kami juga disibukkan dengan aktivitas mengosongkan properti tempat kami tinggal, bersih-bersih properti, cuti beberapa hari untuk traveling ke beberapa pelosok Negeri Kanguru, hingga mempersiapkan segala hal untuk kepulangan istri. To-do list saya untuk semua agenda ini panjangnya bukan main, dan tentu nyaris semuanya harus dilakukan sendiri. Alhamdulillah, satu persatu terlewati dan kepulangan istri ke Tanah Air pun terlaksana dengan lancar.

Akhirnya, saya pun memasuki semester terakhir alias kedelapan dari petualangan PhD saya. Keseluruhan draft dari paper kedua terselesaikan juga pada awal Agustus 2022. Selanjutnya saya mulai mempersiapkan dataset untuk analisis paper ketiga, sambil menindaklanjuti beberapa feedback dari supervisor atas draft paper kedua saya.

Milestone selanjutnya dari studi PhD ini terlaksana pada tanggal 12 September 2022, yaitu ketika saya menempuh oral assessment berikutnya berupa presentasi Stage 3 (presentasi hasil akhir penelitian). Alhamdulillah, ujian ini dapat saya lalui juga dengan gemilang, lagi-lagi dengan respons positif dari para panelis serta masukan konstruktif dari audiens.

Selepas presentasi Stage 3 tersebut, saya sempat melanjutkan sejumlah agenda terkait dataset dan analisis data untuk topik paper ketiga. Namun apa daya, terdapat beberapa hal yang mengganjal serta hasil eksperimen yang dapat dibilang tidak terlalu bagus dan meyakinkan. Akhirnya, dengan berat hati supervisor saya menyarankan bahwa thesis saya cukup terdiri dari dua paper saja dan saya tidak perlu memasukkan paper ketiga, apalagi menurut beliau dua paper yang telah saya selesaikan sudah termasuk paper berkualitas baik. Okelah, tentu saya ngikut saja!

Mulai dari akhir September hingga pertengahan November, saya pun melakukan serangkaian agenda lanjutan. Melakukan analisis tambahan untuk paper kedua, memperbaiki beberapa bagian paper pertama, menyempurnakan penulisan paper kedua, menyelesaikan keseluruhan draft thesis (termasuk kata pengantar, daftar isi, abstrak, bab pendahuluan, bab penutup, dan daftar pustaka), menulis working paper dari paper pertama dan kedua untuk nantinya di-submit ke jurnal internasional, serta menindaklanjuti beberapa masukan co-supervisor. Rangkaian agenda ini ternyata lumayan melelahkan. Akhirnya setelah semuanya siap, pada akhir November supervisor pun memberikan lampu hijau untuk mengirimkan naskah thesis saya kepada editor profesional. Sebelum saya kirimkan ke editor, saya harus mengalokasikan waktu beberapa hari untuk membaca ulang keseluruhan naskah thesis dari awal hingga akhir.

Awal Desember, naskah yang sudah disunting oleh editor profesional tersebut pun saya terima, lebih cepat dibandingkan perkiraan. Tentu ini belum menjadi bentuk akhir dari thesis PhD saya. Saya masih harus melihat hasil pekerjaan editor satu persatu, menentukan apakah masukan-masukan editor tersebut diterima atau ditolak (karena boleh jadi ada masukan editor yang tidak perlu diterima ataupun ditindaklanjuti), dan kemudian lagi-lagi membaca ulang keseluruhan naskah thesis.

Bulan Desember terasa begitu cepat berjalan, dan akhirnya di akhir bulan tersebut saya menerima lampu hijau serta persetujuan dari supervisor bahwa thesis saya sudah siap 100% untuk di-submit. Bismillaahir Rahmaanir Rahiim. Jumat dinihari, 30 Desember 2022, pun menjadi tanggal “bersejarah” dalam petualangan doktoral selama empat tahun di Benua Kanguru ini. Setelah melalui segala persiapan dan prosedur submission thesis PhD, akhirnya tiba jua saatnya bagi saya untuk menekan tombol “Submit Thesis” di sistem aplikasi mahasiswa doktoral UTS. All the four-year hard work has now paid off. Saya sangat bersyukur bahwa perjuangan di episode Sydney ini bisa sampai ke penghujungnya secara tepat waktu dan gemilang. Alhamdulillaah alladzii bini’matihi tatimmush shaalihaat.

Pertengahan bulan Januari 2023, saya bertolak kembali ke Tanah Air. Kembali ke keluarga, kembali ke dunia nyata, kembali ke Ibu Kota, kembali ke institusi dan negeri tercinta. Saat ini saya pun telah menjalani keseharian di Jakarta dan Depok, kembali ke rutinitas yang saya jalani sebelum menempuh tugas belajar selama empat tahun di Harbour City.

Sudah men-submit thesis PhD bukan berarti perjalanan telah selesai 100%. Ini masih di garis menjelang finish. Nantinya di Tanah Air, saya masih harus menunggu hasil penilaian tertulis dari examiner eksternal. Semoga saya dapat memperoleh rekomendasi minor revision atau syukur-syukur tanpa revisi sama sekali, hehehe. Kemudian saya harus menindaklanjuti satu persatu masukan dan komentar dari examiner tersebut, dan selanjutnya men-submit versi final dari thesis PhD saya. Ketika versi final thesis tersebut telah diterima dan disetujui oleh UTS, barulah saya dinyatakan layak diganjar sebuah titel akademis baru, yaitu Doctor of Philosophy (PhD), di belakang nama saya.

Mohon doa dari kawan-kawan dan pembaca sekalian, agar kiranya proses yang masih harus saya lalui selanjutnya dilimpahi keberkahan, kemudahan, dan kelancaran, sehingga saya dapat tiba di garis (yang benar-benar) finish dari perjalanan PhD saya ini secara tepat waktu dan gilang-gemilang. Semangat dan sukses selalu pula untuk kawan-kawan dan pembaca sekalian!


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Categories

%d bloggers like this: