Bisa diceritakan perjalanan karier dan prestasi Anda? Mengapa berencana mengambil program PhD di universitas ini? Apa topik penelitian Anda? Mengapa tidak mengirimkan paper ke jurnal Q1? Anda ‘kan sudah punya jabatan, mengapa masih mau lanjut sekolah? Apa kontribusi Anda setelah selesai studi S-3 nanti? Apa kejadian paling sulit yang pernah Anda alami? Is it possible that you will fail in this test? Tell me about your twin brother! Tell me about one story in your book!
Pertanyaan-pertanyaan tersebut susul-menyusul diajukan oleh tiga orang pewawancara pada saat seleksi substansi Beasiswa Pendidikan Indonesia Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Gedung Student Center, Politeknik Keuangan Negara STAN, pertengahan September 2017 lalu. Waktu itu saya sudah di tahap akhir seleksi beasiswa LPDP tujuan luar negeri yang terdiri dari tiga tahap.
Sejak awal tahun ini saya memulai proses panjang pencarian beasiswa. Setelah mendapat rekomendasi atasan dan lolos seleksi internal kantor, saya mulai mengidentifikasi beberapa alternatif pemberi beasiswa untuk saya lamar. Setelah mendapat notifikasi bahwa Australia Awards Scholarship (AAS) belum menjadi rezeki saya, saya lalu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk seleksi beasiswa LPDP dan juga mencoba beasiswa yang ditawarkan oleh universitas.
Alhamdulillah, sesi wawancara beasiswa LPDP yang saya jalani secara keseluruhan berjalan lancar. Bayangan menyeramkan wawancara LPDP tidak sepenuhnya saya alami, namun tetap saja saya berdebar-debar menjalani proses itu. Setelah wawancara selesai dan menunggu pengumuman akhir, yang saya lakukan adalah melipatgandakan doa, berulangkali mohon doa restu orangtua, serta mempersiapkan diri andaikata beasiswa LPDP ini belum rezeki saya.
Tanggal 25 Oktober 2017 adalah hari pengumuman hasil seleksi substansi beasiswa LPDP. Pukul 16.30 WIB seharusnya pengumuman sudah dapat diketahui oleh peserta seleksi melalui akun masing-masing. Namun karena melonjaknya traffic, saya baru dapat mengakses akun saya dua jam kemudian. Akhirnya saya mendapati pengumuman ini, bahwa saya dinyatakan lolos seleksi substansi. Alhamdulillaahil ladzii bini’matihi tatimmush shaalihaat…
Terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada semua pihak yang memungkinkan saya berjalan hingga sejauh ini. Jazaakumullaahu khairal jazaa’, semoga Allah membalas budi baik panjenengan sekalian dengan sebaik-baik ganjaran. Orangtua, istri, abang-adik, dan kerabat atas doa dan dukungan yang tanpa henti dan tanpa syarat. Mentor, dosen, asatidz, dan guru atas semua bekalan inspirasi dan ilmu. Rekan dan sahabat atas support dan pendampingan baik dari jauh maupun dekat. Atasan dan kolega yang telah memberi saya banyak kesempatan dan eksposur berharga. Tentu juga LPDP yang telah berkenan memberikan kepercayaan ini kepada saya. Tak lupa saya bermaksud menghimpun doa untuk kelancaran segala proses persiapan sebelum keberangkatan saya (insyaallah) empat belas bulan lagi.
Akhirnya, saya sadar bahwa ini adalah amanat yang berat. Dalam perjalanan saya menuntut ilmu entah di bumi belahan mana nanti, saya harus selalu ingat bahwa beasiswa ini adalah titipan Pemerintah dan rakyat negeri ini, yang harus saya balas dalam bentuk kontribusi yang semakin signifikan dan berarti, dalam bentuk pengaruh positif pada peran apa pun yang saya jalani…
[…] Saya dua kali duduk di bangku ujian International English Language Testing System (IELTS). Pertama kali pada awal tahun 2008, yang merupakan bagian dari proses seleksi beasiswa Australian Development Scholarship (sekarang Australia Awards Scholarship). Kemudian yang kedua awal tahun 2017, ketika saya sedang bersiap untuk berburu beasiswa S-3. […]
By: Pengalaman dan Tips Meraih Skor IELTS yang Memuaskan | Salim Darmadi on 11 July 2018
at 5:37 pm