Posted by: Salim Darmadi | 13 August 2012

Wajah Tanah Airku Kini

Ada perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata ketika menjumpai lagu ”Tanah Airku” gubahan Ibu Sud diputar di televisi. Sepanjang lagu itu diputar, disuguhkan pemandangan-pemandangan elok dari berbagai penjuru negeri ini. Satu kesimpulan pasti: Allah menitipkan negeri yang demikian indah ini kepada kita. Wilayah yang luas terbentang, kekayaan alam yang berlimpah, tanah vulkanik yang subur, jumlah penduduk yang besar dengan keragaman budaya; adalah beberapa di antara banyak anugerah-Nya untuk negeri elok ini.

Sungguh sayang, di balik anugerah keindahan itu, tersimpan fakta kelam yang sangat memprihatinkan. Sekian puluh juta orang dari bangsa ini masih menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang paling dasar. Kesejahteraan rakyat masih jauh dari harapan. Kelaparan menghantui mereka yang kurang beruntung. Fasilitas pendidikan dan kesehatan kian menjadi barang mewah yang tidak semua orang berkemampuan mengaksesnya. Kemiskinan dan kebodohan menjadi semacam lingkaran setan yang tak berkesudahan.

Duhai, negeri berjuluk zamrud khatulistiwa ini juga menanggung beban berat yang membuat hati miris. Nilai-nilai luhur seolah menemukan tempat yang makin terpinggirkan dalam perikehidupan bangsa ini. Dekadensi akhlak semakin menjadi-jadi. Generasi muda mabuk kepayang oleh nafsu yang dipasarkan secara sangat efektif oleh media dan lingkungan pergaulan. Predikat sebagai negeri muslim terbesar di dunia tidak menghalangi negeri ini menyandang predikat sebagai salah satu negeri terkorup dan salah satu surga pornografi terbesar. Semakin hari, keterikatan pada nilai-nilai agama menjadi tanda tanya yang semakin besar.

Ah, mengapa kita juga masih harus menyaksikan fakta-fakta memuakkan di negeri tercinta ini? Elit negeri lebih suka berkutat pada kepentingan pribadi dan kelompok, tanpa merasa perlu ambil peduli terhadap kepentingan rakyat banyak. Para wakil rakyat yang duduk di kursi dewan yang terhormat menjadi badut-badut politik yang seringkali lupa atas amanah besar yang diembankan rakyat di pundak mereka. Pengkhianatan dan kepalsuan menggurita di berbagai aspek. Para birokrat menjelma menjadi monster-monster yang tega merampok uang negara yang sama sekali bukan hak mereka. Hukum menjadi sesuatu yang mudah dipermainkan oleh para petinggi sampai rakyat jelata.

Berbicara tentang kondisi negeri ini, maka kita sedang berbicara tentang berbagai kisah pilu dan getir yang setia menemaninya. Berkisah tentang nasib bangsa ini, maka kita berkisah tentang serangkaian duka dan nestapa yang belum putus. Sebenarnya, semua keadaan itu telah lebih dari cukup untuk membuat kita berputus asa dan hilang harapan. Semua kondisi yang melingkupi saat ini sudah sangat memadai untuk membuat kita kehilangan optimisme dan semangat untuk mencapai masa depan gemilang.

Tetapi, kita tidak boleh pesimis. Optimisme itu harus selalu terbangun dalam diri kita. Semangat memperbaiki, memperbarui, dan mengubah tidak boleh lekang dari keseharian kita. Harapan untuk hari esok yang lebih baik harus selalu terbentang di hadapan kita. Apalagi, dalam kitab-Nya, Allah dengan jelas menetapkan bahwa sifat berputus asa terhadap rahmat-Nya adalah ciri orang-orang yang ingkar. Na’udzubillahi min dzalik.

Apalagi, di tengah-tengah bangsa ini, masih ada orang-orang saleh, berintegritas, berkapasitas, dan berdaya yang tanpa kenal lelah memberikan kontribusi perbaikan. Sungguh, keberadaan mereka membuat sikap pesimisme itu semakin tidak beralasan. Mereka tinggal menunggu waktu saja untuk membuktikan jati diri kepahlawanan mereka, insya Allah. Saya berharap, saya termasuk dalam barisan mereka, yang terus bekerja dalam upaya membangun masa depan gemilang untuk umat, bangsa, dan negeri ini. Saya berharap, rekan-rekan dan sahabat-sahabat saya pun demikian.

Mei 2008


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Categories

%d bloggers like this: