Posted by: Salim Darmadi | 13 August 2012

Pelajaran dari Dosen Senior

Bagi saya, para guru dan dosen adalah sosok-sosok luar biasa. Meskipun saya tidak selalu menyandang predikat sebagai “murid yang baik” atau “mahasiswa yang baik” di kelas, bertumpuk pelajaran saya dapatkan dari mereka. Dari mereka, saya menyerap ilmu pengetahuan, mereguk hikmah, mengambil inspirasi, hingga mewarisi semangat untuk perbaikan negeri.  Ada sekian banyak guru dan dosen yang meninggalkan kesan mendalam bagi saya, bahkan hingga kini. Saya sangat ingin berbagi kisah tentang kebersamaan dan pertemuan saya dengan seorang dosen senior yang telah memperkaya saya dengan berbagai pelajaran berharga.

Bapak dosen ini mengajar kami pada salah satu matakuliah di Program Diploma-IV di kampus kami. Kami mengenalnya sebagai dosen paling senior yang mengajar kami. Ia sudah memasuki usia pensiun, tetapi selalu enerjik dan bersemangat (namun, sayangnya, tidak selalu diimbangi dengan semangat yang sama dari para mahasiswanya). Di dalam dan di luar kelas, ia selalu membiasakan berbincang dengan kami dalam bahasa Inggris, yang menurutnya akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris kami.

Ia tidak hanya mengajarkan kepada kami materi matakuliah, melainkan juga banyak hal. Banyak pengalamannya yang membuat kami berdecak kagum. Tahun 1980-an, ia memperoleh beasiswa pendidikan pascasarjana di Inggris, dan bersemangat menjalaninya. Padahal usianya waktu itu sudah menginjak empat puluh. Cerita mengenai sepak-terjangnya dalam menjalani karier di birokrasi membuat kami sangat yakin bahwa ia termasuk orang jujur dan berintegritas tinggi. Idealismenya tidak goyah meskipun uang suap dalam jumlah besar disodorkan ke hadapannya. Meski rekan-rekannya telah menduduki jabatan tinggi, kesehariannya tetap bersahaja. Ia menempuh perjalanan dari rumah ke kampus kami dengan kendaraan umum, menempuh jarak sekitar dua puluh lima kilometer.

Hampir dua tahun saya tidak bersua dengannya, terlebih setelah saya lulus dari kampus Jurangmangu yang penuh kenangan itu. Dan kejadian pekan lalu benar-benar menyentak saya! Ia datang ke kantor saya, khusus untuk mengunjungi saya dan rekan-rekan sekantor. Kami benar-benar tidak menyangka. Ia masih ingat kami, para mantan mahasiswanya, dan mengunjungi kami. Sungguh luar biasa!

Dalam waktu sekitar satu setengah jam yang menyenangkan itu, kami berbincang banyak hal, tetap dalam bahasa Inggris seperti di kampus dulu. Ia memberikan ucapan selamat kepada kami dan menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan kami memperoleh beasiswa pendidikan pascasarjana. Beliau menaruh harapan besar kepada generasi kami yang kelak, kata beliau, akan memimpin departemen ini. Ia juga menasihati kami agar bisa segera menyesuaikan diri dengan kultur pendidikan di luar negeri yang sedikit-banyak berbeda dengan di dalam negeri. Kami juga diberinya pesan agar mengirim surat setelah kami sampai di Negeri Kanguru, dan ia bermaksud menunjukkan surat itu kepada para mahasiswanya.

Menjelang sore, setelah saya berkesempatan mengajaknya minum teh di lobi kantor, beliau berpamitan. Saya mengantarnya hingga ke depan lobi, mengawasi langkah-langkahnya keluar gedung megah ini. Langkah-langkah itu masih terlihat gagah dan siap menapaki hari-hari kehidupan dengan kegiatan-kegiatan produktif, yang didedikasikannya untuk negeri tercinta, juga sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada Yang Mahakuasa.

Sepenuh hormat kepada dosen kami, Bapak Amanudin Djajadiwirja, Dipl. DF.
Maret 2008


Responses

  1. Bliau salah satu dosen favorit saya juga 🙂
    Selalu menyenangkan berbincang dg bliau baik di dalam maupun luar kelas.

    2x diajar bliau, 2x slalu mbrebes mili tiap perkuliahan terakhir, mendengar bliau mendoakan kami para mahasiswanya 😀
    Salut dg smangat mr amanuddin pokoknya.

    Btw, saya mampir baca2 ya mas.

    (Rina — istrinya Tomo)

    • Bu Tomo, sama nih, beliau salah satu dosen paporit saya juga. Sayangnya, semangat beliau mengajar tidak selalu diimbangi semangat dalam kadar yg sama dari para mahasiswanya.. 🙂

      Monggo Mbak, sekecakaken kemawon. Ini kelanjutan dari blog Multiply dulu yang sdh diberangus sendiri oleh MP.. (ndilalah kok ya sekarang Multiply mau undur diri dari jagat maya)

  2. Inspiratif.

  3. Inspiratif. Seperti itu juga nanti mas 🙂

  4. Inspiratif sekali. Semoga kita bisa meneladani beliau ya mas.


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Categories

%d bloggers like this: