Posted by: Salim Darmadi | 9 June 2020

Waras di Tengah Pagebluk

Setiap kali melihat tulisan “Breaking News” muncul di televisi atau linimasa, atau ketika mendapati seorang kawan berbagi link berita di grup chat, saya biasanya langsung melek dan mencermati, “Ono opo maneh iki?” Perkembangan beberapa hari terakhir terasa begitu cepat.

Di Negeri Kanguru, awal minggu lalu Pemerintah memperketat arus kedatangan internasional dan mewajibkan isolasi diri selama 14 hari bagi mereka yang baru datang, dan beberapa hari kemudian ujug-ujug melarang masuk semua orang kecuali citizen dan resident. Setelah gregetan melihat ribuan orang malah santuy gegoleran di tepi pantai, Pemerintah kembali memperketat social distancing dan juga men-shutdown beberapa non-essential service (efektif mulai Senin kemarin). Beberapa negara bagian memutuskan akan menutup perbatasan masing-masing.


Kabar terkini dari Tanah Air tetap saya ikuti. Mulai dari keluhan mengenai segolongan masyarakat yang berpandangan fatalis dan ignorant dengan membawa-bawa agama dan Tuhan sebagai alibi; hingga anjuran #DiRumahAja dan perjuangan para tenaga kesehatan di garis depan penanganan wabah Covid-19 di berbagai daerah. Di sebuah grup Whatsapp beranggotakan para koordinator penerima beasiswa LPDP di seluruh dunia, ada serangkaian laporan pandangan mata tentang lockdown yang terjadi di sejumlah negara. Italia, Jerman, Perancis, Belanda, beberapa negara bagian di Amrik, hingga terakhir Inggris.

Memang kebanyakan berita yang datang bukanlah berita yang menggembirakan atau kabar yang menenangkan hati. Justru seringnya bikin cemas dan dag-dig-dug. Beberapa kawan cerita bahwa ada teman mereka (mahasiswa Indonesia di luar negeri) yang panik dan stres. Ora maido tentu; reaksi dan level ketakutan orang memang beda-beda. Saya sendiri sebelum baca berita sudah mengingatkan diri sendiri, “Brace yourself!” Ndak mungkin saya menutup diri terhadap berita dan perkembangan terkini. Nek ora weruh opo-opo, bagaimana saya bisa aware dan memutuskan langkah persiapan yang harus dilakukan?

Tak bisa dimungkiri, ada kekhawatiran. Manusiawi sih. Badan panas dikit, kuatir. Lihat stok bahan pangan di dapur menipis, kuatir. Ingat orangtua dan kerabat di kampung halaman, kuatir. Lihat angka-angka kasus kok masih merangkak naik, kuatir. Metu omah njuk lali nggembol hand-sanitizer, kuatir.

Belum lagi berbagai perubahan situasi yang bikin tidak nyaman. Beberapa jenis barang kebutuhan sehari-hari menghilang di supermarket, tempat ibadah terpaksa ditutup, kuliah diselenggarakan secara online (hikmahnya, saya jadi gak perlu rumongso isin kalau lagi gak dhong, hehehe), hingga berbagai agenda pribadi maupun komunitas yang mesti ditangguhkan. Di jagat media sosial, mumet lagi lihat kelakuan para ‘pendengung’ plus jemaahnya yang malah bikin kisruh suasana.

Toh di tengah berbagai macam perkembangan itu, tetap saja ada berita yang menghangatkan hati. Langkah cepat otoritas di berbagai negara yang diharapkan bisa semakin efektif meredam penyebaran wabah. Netizen kreatif yang mengingatkan agar bersikap cerdas di tengah simpang-siurnya informasi. Dukungan moral untuk tenaga kesehatan yang masih terus berjuang hingga detik ini. Inisiatif solidaritas berupa penggalangan bantuan untuk berbagai pihak yang memerlukan. Jam belanja khusus di supermarket Australia untuk lansia, tenaga kesehatan, dan emergency staff. Para ilmuwan yang terus berjibaku untuk menemukan vaksin. Dan seterusnya.

Begitulah. Di tengah kekhawatiran dan ketidaknyamanan, rasanya semakin penting untuk terus menaruh harap, melangitkan munajat, dan menjaga diri agar tetap waras dan berpikir sehat. Dan tentu tidak kalah penting, turut mendukung dan membantu ikhtiar penanganan pandemi ini.

This, too, shall pass. Insyaallah.

 

Catatan 24 Maret 2020

Gambar [dok. pribadi]: Kampus tercinta, yang tetiba sepi mamring di hari kerja masa perkuliahan.


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Categories

%d bloggers like this: