Masa kuliah saya selama lima tahun di kampus Jurangmangu terbagi dalam dua episode: tiga tahun Diploma-III dan dua tahun Diploma-IV. Kuliahnya menganut sistem paket. Jadi mahasiswa tidak mempunyai agenda membuat kartu rencana studi pada awal semester. Masa kuliah saya yang terbilang cukup lama, yaitu lima tahun, juga karena sistem paket yang berlaku. Kuliah di D-III dan D-IV memiliki karakteristik yang cukup berbeda.
Kuliah di D-III tidak begitu berbeda dengan kegiatan belajar-mengajar di SMA, terutama pada kondisi di mana dosen mempunyai peran dominan. Bedanya, kuliah masuk Senin sampai Jumat, kadang sampai sore, dan dosen relatif lebih sering tidak bisa memberi kuliah karena berhalangan. Berbeda dengan sekarang, dulu tugas-tugas mandiri tidak terlalu banyak. Mungkin hanya mengerjakan soal di buku, yang dikerjakan di kertas folio bergaris dengan tulisan tangan, lalu dikumpulkan ke dosen. Sedangkan tugas pribadi atau kelompok untuk membuat paper relatif jarang.
Seingat saya, selama di D-III, cara belajar ideal hanya bisa saya terapkan pada semester satu. Selanjutnya, cara belajar saya terbilang kacau, terutama pada semester empat dan lima. Penyebab utamanya apalagi kalau bukan aktivitas saya di luar kuliah yang seabrek. Pernah saya memegang amanah pada lima organisasi yang berbeda. Sehingga saya belajar serius praktis ketika ujian mid dan final. Alhamdulillah, saya dapat meraih prestasi akademik yang cukup tinggi. Saya merasa ini adalah kemudahan yang dilimpahkan Allah, apalagi saya hampir tidak pernah berbuat curang dalam ujian. Teman-teman suka meledek, ”Kamu ini, kuliah suka telat, di kelas mengantuk melulu, bikin PR di kelas, eh … IP paling tinggi!” Saya hanya bisa nyengir. Mengingat saya menjadi ketua kelas selama tiga tahun berturut-turut, ada pula yang menyeletuk, ”Posisi menentukan prestasi!”
Di program D-IV, sistem belajar saya mulai berubah, setidaknya menjadi lebih baik. Latar belakangnya adalah bahwa perkuliahan di D-IV menuntut mahasiswa untuk aktif. Teman-teman saya kebanyakan sudah pernah bekerja di instansi masing-masing. Tugas membuat paper dan presentasi terbilang sangat sering. Untuk meyelesaikan tugas-tugas itu, kami dituntut berusaha keras dan tidak jarang harus mengerjakannya hingga larut malam. Dengan demikian, sistem belajar saya dapat diperbaiki, meski waktu ujian harus tetap belajar secara serius. Enaknya, banyak mata kuliah yang bersifat open book atau boleh buka buku dalam ujian. Alhamdulillah, saya dapat melalui masa kuliah D-IV dengan memuaskan. Apalagi saya punya rekan-rekan yang sangat mendukung. Meski rata-rata mereka adalah senior saya, mereka sangat egaliter dan mau saling belajar. Sampai sekarang, kami masih saling terhubung melalui milis.
Apa pun itu, bangku kuliah selalu sarat akan pelajaran yang luar biasa, bahkan ketika kita sudah meninggalkannya. Biarlah kenangan manis terus diingat dan diambil sebagai bekal, sedangkan kenangan pahit biarlah berlalu dan meninggalkan hikmah berharga…
(Juli 2007)
Leave a Reply